Di tengah gempuran iklan digital—dari media sosial, YouTube, hingga Google Ads—mungkin muncul pertanyaan: masih relevan kah billboard di era digital? Nyatanya, brand-brand besar seperti Coca-Cola, Samsung, hingga Gojek tetap konsisten memasang iklan billboard di berbagai kota besar di Indonesia.

Kenapa mereka masih memilih media luar ruang ini? Berikut 5 alasan kuatnya:

1. Brand Awareness yang Sulit Dilawan

Billboard menawarkan visibilitas tinggi di lokasi strategis, seperti jalan protokol, pusat kota, atau area komersial.
Dengan ukuran besar dan penempatan permanen, iklan billboard langsung mencuri perhatian ribuan orang setiap harinya—tanpa harus di-scroll atau di-skip.

Bahkan dalam dunia digital, kesadaran merek (brand awareness) tetap dibangun dari kehadiran yang nyata dan konsisten.

2. Meningkatkan Kredibilitas dan Kesan “Brand Besar”

Ketika sebuah brand muncul di billboard besar di tengah kota, publik cenderung menganggapnya sebagai brand yang mapan, profesional, dan terpercaya.

Billboard menjadi simbol “kami ada dan kami kuat” bagi banyak brand, terutama ketika bersaing di kategori produk yang mirip.

Tidak heran jika billboard sering dipakai untuk kampanye rebranding, launching produk, atau promosi besar.

3. Tidak Terkena Ad Blocker atau Algoritma

Berbeda dengan iklan digital yang bergantung pada algoritma atau rawan diblokir pengguna, billboard adalah media langsung dan tak terganggu.

Tidak ada yang bisa skip billboard di perempatan. Tidak ada yang bisa menutupnya dengan pop-up blocker.

Artinya, brand punya jaminan impresi visual setiap harinya.

4. Mendukung Kampanye Terintegrasi (Omnichannel)

Brand besar tidak hanya mengandalkan satu kanal promosi. Billboard menjadi bagian dari strategi kampanye omnichannel: mendukung promosi di TV, digital ads, event, hingga media sosial.

Misalnya, billboard bisa diarahkan untuk memperkuat kampanye dengan CTA seperti “Cari di Tokopedia” atau “Scan QR untuk promo”.

Billboard menciptakan jembatan antara dunia offline dan online.

5. Efektivitas Jangka Panjang

Billboard bukan untuk click instant—tapi untuk menanamkan citra merek secara perlahan dan mendalam. Terutama dalam kampanye jangka panjang, billboard membangun top of mind brand secara konsisten.

Biaya sewa billboard bisa terlihat mahal di awal, tapi cost per impression-nya sangat kompetitif, terutama di titik ramai seperti jalan protokol atau pusat kota.

Kesimpulan

Meski era digital berkembang pesat, billboard tetap menjadi media kuat dalam dunia pemasaran. Bukan sekadar alat promosi, tetapi alat branding jangka panjang yang membentuk persepsi dan kepercayaan publik.

Brand besar tahu satu hal penting: kehadiran visual yang nyata—di dunia nyata—masih tak tergantikan.